Pernyataan itu disampaikan Pengurus Pusat Perhompedin (Perhimpunan Hematologi dan Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia), Dr dr Doddy Ranuhardy, Sp PD, KHOM, FINASIM, kepada wartawan disela Pertemuan Ilmiah Nasional Perhompedin, di Hotel Alila Solo, Kamis (16/2).
"Sekarang ini, dalam satu hari jumlah pasien kanker yang berobat di rumah sakit dengan BPJS bisa mencapai 800 hingga 1.000 pasien. Padahal dulu dengan Jamkesmas jumlah pasien perhari hanya 400-an. Akibatnya, banyak dokter yang kewalahan," ujar Doddy.
Doddy tidak menampik, banyaknya jumlah pasien kanker yang berobat membuat para dokter kelelahan. Dia menilai seharusnya asuransi BPJS sama dengan Jamkesmas dulu. Harus lebih selektif, karena kondisi yang ada di semua rumah sakit hampir sama.
Yang lebih memprihatinkan, saat ini banyak pasien kanker yang sebelumnya berobat ke luar negeri, karena kehabisan uang, kembali berobat ke Indonesia dengan menggunakan BPJS. "Ini pasti akan membebani keuangan negara," ucapnya.
Doddy yang juga dokter onkologi di RS Darmais, Jakarta ini mengemukakan biaya pengobatan kanker saat ini sangat mahal. Semua tergantung jenis serta stadium kanker yang diderita.
"Kanker Leukimia misalnya, biayanya bisa Rp 50 juta hingga Rp 60 juta, dengan BPJS peserta kelas 1 dibiayai negara hanya sekitar Rp 32 juta. Sisanya ditanggung rumah sakit, sehingga banyak rumah sakit yang menolak," jelasnya.
Jika kondisi dibiarkan, dia yakin banyak rumah sakit yang akan bangkrut. Terkait penanganan kanker, Doddy mengatakan kedepan dalam penanganan kanker semua rumah sakit harus memiliki MDT (Multi Dicipliner Team).
Penanganan penyakit kanker seharusnya dilakukan oleh tim yang terdiri dari dokter ahli bedah kanker, ahli radiologi kanker, ahli penyakit dalam kanker, serta spesialis penyakit anak. Hal tersebut untuk mengurangi salah diagnosa.
"Tim ini yang akan menentukan jenis pengobatan yang bisa dilakukan. Termasuk jika ternyata kondisi pasien sudah parah dan tidak memiliki harapan hidup lagi," tandasnya.
Jika sudah demikian, lanjut dia, tim bisa memutuskan untuk menghentikan pengobatan dan melakukan home care. Dia menyebut, rata-rata penderita kanker baru datang berobat saat stadium 3 atau 4.
"Ada yang mencoba pengobatan alternatif terlebih dahulu. Selain itu juga karena beberapa jenis kanker tidak bisa dideteksi secara dini," katanya.
Pendapat senada fisampaikan Dr dr Suradi Maryono, Sp PD, KHOM, FINASIM, yang juga pengurus Perhompedin Solo. Menurut dia, pengobatan kanker tidak bisa berdiri sendiri.
"Penyakit kanker juga disebabkan oleh gen, selain lingkungan, faktor stres, makanan serta gaya hidup," tuturnya.
Pertemuan ilmiah nasional Perhompedin di Kota Solo, yang berlangsung hingga 17 Februari 2017 tersebut merupakan yang pertama kali. Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai pentingnya MDT dalam penanganan pasien kanker.
Tiap Wanita Berisiko Terkena KANKER SERVIKS!
Tiap 1 Jam, 1 Wanita Indonesia *Meninggal* Karenanya
Sudahkah Anda Menyadari & Mencegahnya?
Tissue HERBAL Khusus Untuk Organ Intim Wanita
Mengetatkan, Atasi Keputihan & Cegah Kanker Serviks
Lebih Kesat & Lebih Sensitif
Produk PREMIUM & TERLARIS Dari Boyke & Co
NTIMATE TISSUE (TISSUE DOUBLE MAJAKANI) with Chamomile adalah Solusi KHUSUS kesehatan WANITA untuk mengatasi keputihan, cegah kanker serviks, membuat organ kewanitaan lebih kesat, wangi alami, cegah nyeri haid & lebih sensitif (100% alami berasal dari extract buah majakani & chamomile, tidak mengandung alkohol), persembahan sangat istimewa dari BOYKE & Co.
0 komentar:
Posting Komentar