Ketika masuk kuliah, ia jadi kurang beraktivitas. Ia jadi lebih banyak makan saat mengerjakan tugas, dan bukan hanya naik satu dua kilogram saja, tubuhnya mengalami kenaikan berat badan hingga mencapai 260 pound (sekitar 118kg).
Dena sudah punya tubuh gemuk sejak usia 8 tahun, karena orangtuanya tidak melarangnya makan apa pun. Ia bahkan sudah sering dibully "besar" oleh teman-temannya. Tapi ketika selesai kuliah, wanita 29 tahun ini memutuskan mengontrol kesehatannya dengan serius.
Ia malu pergi ke gym dan bahkan sulit membiaskan diri fokus makan makanan bernutrisi saja. Pertama, ia mulai memerhatikan asupan kalori, kemudian mencoba olahraga kardio semampu dan sebisa tubuhnya.
Tentu saja, usahanya tidak sia-sia, diet Dena terbayar. Ia berhasil menurunkan berat badan 112 pound (lebih dari 50 kg). Fokusnya pun mulai berganti, dari hanya menurunkan berat badan beralih ke menjaga tubuh sehat dan bugar.
Aku berhenti terobsesi menghitung kalori yang bisa kubakar saat berlari di atas tredmill dan mulai fokus untuk lebih sehat," ujarnya dalam Daily Mail. Dulu timbangan berat badan bisa jadi pemicu mood swing-nya. Saat berat badannya naik setengah kilo saja, ia sudah galau. Sekarang, ia memilih untuk tidak peduli lagi, selama tubuhnya sehat, ia akan merasa lebih bahagia.
Dena pun mengatakan, meski terkadang ada kalanya ingin menyerah dan berhenti, namun yakinlah bahwa hasilnya tak akan sia-sia dan jika merasa terlalu berat setiap harinya, berubahlah sedikit demi sedikit.
0 komentar:
Posting Komentar