Hari Idul Fitri adalah hari kemenangan dan kebahagiaan. Karena
telah mampu menaklukkan musuh-musuh terberat yakni hawa nafsu untuk
meningkatkan martabat manusia.
Demikian pembuka
khutbah Idul Fitri yang disampaikan Bupati Kudus H. Musthofa di Masjid
Agung Kudus, Minggu (25/6). Ajaran puasa sangat kompleks terhadap
berbagai macam kemaslahatan.
"Antara lain yaitu
menjaga agama, menjaga diri, menjaga kehormatan, menjaga akal, dan
menjaga harta benda," kata bupati yang menyebut khutbah ini sebagai
khutbah wada' (perpisahan).
Muara akhir yakni
sebagai manunia muttaqin, sebagai puncak keimanan. Sedangkan output
berpuasa adalah manusia berintegritas yang memiki kesalehan ritual dan
sosial terhadap hubungan dengan sesama manusia.
Sebagaimana
Firman Allah SWT dalam surat Alhujurat 13 bahwa manusia diciptakan dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan. Terbagi dalam berbagai bangsa
dan suku untuk saling mengenal.
"Maknanya, di dunia tidak ada manusia yang bertahan hidup kecuali membutuhkan lingkungan sekitarnya," jelasnya.
Sebagai
mahluk sosial tentunya manusia harus memiliki sikap toleran dan saling
menghormati tanpa mencampuri urusan orang lain. Tetapi saling tolong
menolong dalam kebaikan untuk kesejahteraan bersama.
"Ada
dua modal dalam kebhinnekaan. Yakni nilai kearifan lokal dan toleransi
umat beragama. Baik kerukunan intern umat beragama, antarumat beragama,
maupun umat beragama dengan pemerintah," imbuhnya.
Upaya
yang dilakukan pemerintah diyakini mampu menciptakan negara yang
baldatun thoyyibatun warabbun ghofur. Tentu ini butuh komitmen bersama
termasuk peningkatan kualitas pendidikan untuk meraih kesejahteraan. (don).
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar