Gubernur Jawa Tengah Ganjar
Pranowo mengapresiasi program Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan
Tinggi (Hipmi PT) yang mengajak dan memberikan pendampingan kepada para
mahasiswa untuk bisa menjadi intrepreneur muda yang andal dan sukses. Program
tersebut dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke arah yang lebih baik
lagi.
“Hipmi sudah punya
program bagus, mengajak mahasiswa untuk menjadi pengusaha muda. Nah kalau
kemudian program itu bisa ditularkan, bisa dikembangkan akan memunculkan
intrepreneur baru,” tuturnya saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) XIV Hipmi
Jawa Tengah di Semarang, Sabtu (29/7). Turut hadir dalam acara tersebut Wali
Kota Semarang Hendrar Prihadi dan Bupati Kendal Mirna Annisa.
Menurut Ganjar,
pendampingan Hipmi kepada mahasiswa untuk menjadi pengusaha muda akan dapat
merubah kebiasaan dan mindset yang cenderung lebih suka menjadi karyawan di perusahaan,
BUMN/BUMD maupun PNS. Tidak hanya mampu membuka lapangan kerja baru, jika
menjadi pengusaha mereka juga berkontribusi meningkatkan pendapatan negara dari
sektor pajak.
Dia mengungkapkan,
saat ini jumlah pengusaha di Indonesia masih sangat sedikit baru mencapai 1,6
persen dari keseluruhan jumlah penduduk di Indonesia. Sehingga perlu ada kerja
sama dari pemerintah dan sektor swasta untuk memunculkan
intrepreneur-intrepreneur baru.
“Pengusaha di
Indonesia cuma 1,6 persen, terlalu kecil. Kita mesti bisa dorong sampai 40
persen,” ungkapnya.
Pemprov Jateng terus
mendorong para pelaku UMKM untuk dapat mengembangkan usahanya. Seperti, bantuan
permodalan dengan suku bunga rendah melalui program Mitra Jateng 25 dengan
bunga tujuh persen per tahun, pendampingan melalui program UMKM cyber oleh Dinas UMKM dan Koperasi Jawa Tengah.
Karenanya, UMKM dan
koperasi dihimbau untuk mendaftarkan diri ke program tersebut agar dapat
dikluster dan diberikan pendampingan yang mereka butuhkan. Di sisi lain, Ganjar
juga berharap ada sinkronisasi program antara Hipmi dan pemprov untuk
mengoptimalkan pendampingan UMKM dan menciptakan intrepreneur baru.
“Kita butuh kekuatan
lokomotif yang besar lagi dengan melibatkan generasi muda Indonesia untuk bisa
berusaha,” ucap Ganjar.
Dalam kesempatan ini,
Ganjar juga mengomentari tentang permasalahan kelangkaan garam yang terjadi.
Menurutnya impor garam memang tidak bisa dihindari karena produksi garam di
Indonesia masih sangat sedikit dan belum banyak pabrik garam di Indonesia.
Karenanya, gubernur meminta Hipmi agar mau mengembangkan usaha garam dalam
negeri.
“Indonesia yang dua
pertiganya laut masih impor garam karena kita tidak bisa memproduksi. Oleh
karenanya mungkin Hipmi mau jadi pengusaha garam. Ini peluang yang sangat
menjanjikan,” pungkasnya. (don).
0 komentar:
Posting Komentar