Dalam rangka peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-72, Kodam IV/Diponegoro bersama masyarakat Kota Semarang menyelenggarakan kegiatan tausiyah kebangsaan di Bundaran Tugu Muda Semarang, Senin (14/8/2017) malam.
Tausiyah yang diikuti sekitar 20.000 orang ini merupakan salah satu upaya untuk menyatukan seluruh komponen masyarakat Indonesia. Dihadiri oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Normantyo, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Tatang Sulaiman, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol. Condro Kirono, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Habib Lutfi Bin Yahya, serta Tokoh Agama di Jawa Tengah.
Tausiyah yang diikuti sekitar 20.000 orang ini merupakan salah satu upaya untuk menyatukan seluruh komponen masyarakat Indonesia. Dihadiri oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Normantyo, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Tatang Sulaiman, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol. Condro Kirono, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Habib Lutfi Bin Yahya, serta Tokoh Agama di Jawa Tengah.
“Tausiyah kemerdekaan ini adalah untuk bersama-sama. Saya mengajak bersama sama semua anak bangsa. Bahwa kita itu bisa menikmati kemerdekaan ada sebabnya . Sebabnya adalah diperjuangkan oleh para pahlawan kita. Maka sudah sepantasnya kita mengirim doa kepada para pahlawan,” ucap Panglima TNI Jenderal Gatot Normantyo.
Para pahlawan lanjut Panglima, juga mengatakan dalam UUD 45, bahwa dengan Rahmat Allah Yang maha Esa mengakui semua perjuangan itu karna Rahmat dari Allah.
“Maka kita bersyukur kepada Allah SWT, karena menurut Allah, barang siapa yang bersykur pada Ku maka akan Ku beri limpahan. Jadi saya mengajak kepada anak bangsa, bersyukur kepada Allah SWT. Kami mohon doa agar kita diberi kekuatan, kebersamaan, persatuan untuk bisa menjaga apa yang sudah diberikan oleh para pahlawan kita, yaitu mengisi kemerdekaan ini,” tutur Gatot
Disinggung tentang ulama, Panglima menjelaskan bahwa tugas ulama adalah membuat umat muslim menjadi mukmin.
“Nah untuk menjadi mukmin itu dengan hati. Makanya ulama menggunakan bahasa hati, bahasa kalbu. Bahasa kalbu apa ada yang pake kasar,ndak ada. Bahasa kalbu itu mengajarkan yang baik-baik saja,” pungkas Gatot Normantyo. (don).
0 komentar:
Posting Komentar