Meskipun miom adalah tumor jinak yang tidak bersifat kanker atau ganas, tetap saja Anda perlu mewaspadainya. Artikel ini akan membantu Anda mengenali apa saja gejala miom yang mungkin terjadi.
Apa itu miom?
Miom adalah pertumbuhan sel tumor di dalam atau di sekitar uterus (rahim) yang tidak bersifat kanker atau ganas. Miom dikenal juga dengan nama mioma, fibroid rahim, atau leiomioma. Miom berasal dari sel otot rahim yang mulai tumbuh secara abnormal. Pertumbuhan inilah yang akhirnya membentuk tumor jinak.
Apa saja gejala miom yang mungkin terdeteksi?
Sebagian wanita pernah mengalami miom dalam hidup mereka. Namun terkadang kondisi ini tidak diketahui oleh banyak wanita, karena tidak muncul gejala yang jelas. Jika ada, gejala miom yang mungkin muncul adalah:
- Masa menstruasi lebih panjang dari biasanya.
- Darah menstruasi dalam jumlah banyak.
- Rasa sakit atau nyeri pada bagian perut atau punggung bawah.
- Rasa tidak nyaman, bahkan sakit, saat berhubungan seksual.
- Sering buang air kecil.
- Mengalami sembelit alias susah buang air besar.
- Keguguran, mengalami kemandulan, atau bermasalah pada masa kehamilan (sangat jarang terjadi).
Apa penyebab munculnya miom?
Hingga kini, penyebab miom masih belum diketahui. Kemunculan kondisi ini dikaitkan dengan hormon estrogen (hormon reproduksi yang dihasilkan oleh ovarium).
Biasanya miom muncul pada usia sekitar 16-50 tahun, saat kadar estrogen dalam diri wanita sedang tinggi-tingginya. Setelah mengalami menopause, miom akan menyusut karena penurunan kadar estrogen. Satu dari tiga wanita memiliki miom pada usia yang sama, yaitu di antara usia 30-50 tahun.
Miom lebih sering muncul pada wanita dengan berat badan berlebih atau yang mengalami obesitas. Dengan meningkatnya berat tubuh, hormon estrogen di dalam tubuh juga akan meningkat.
Selain itu, faktor keturunan juga berperan dalam kasus miom. Wanita yang ibu atau saudara perempuannya pernah mengalami miom, akan cenderung mengalami miom juga. Mengetahui gejala miom adalah langkah awal untuk mencegah komplikasi penyakit ini.
Beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko munculnya miom adalah menstruasi yang dimulai terlalu, banyak mengonsumsi daging merah dibandingkan sayur-sayuran dan buah-buahan, dan kebiasaan mengonsumsi alkohol. Risiko seorang wanita mengalami miom akan menurun setelah melahirkan anak. Risiko itu akan semakin kecil jika memiliki lebih banyak anak.
Bagaimana biasanya miom terdeteksi?
Miom terkadang didiagnosis secara tidak disengaja ketika Anda melakukan pemeriksaan ginekologi, melakukan tes, atau pencitraan tertentu. Hal ini terjadi karena miom sering kali tidak menimbulkan gejala sama sekali.
Jika Anda mengalami beberapa gejala miom dan berlangsung cukup lama, segera cari tahu penyebabnya. Biasanya dokter akan menyarankan untuk menjalani pemindaian ultrasonografi (USG) untuk memastikan diagnosisnya atau mencari tahu penyebab kemunculan gejala yang Anda alami.
Bagaimana cara mengobati miom?
Miom yang tidak memunculkan gejala tertentu, biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus. Biasanya setelah masa menopause, miom jenis ini akan menyusut atau bahkan menghilang sendiri tanpa menjalani pengobatan.
Pengobatan hanya akan dilakukan pada miom yang menimbulkan gejala. Pengobatan ini berfungsi meringankan gejala yang muncul. Apabila pengobatan yang dilakukan tidak memiliki dampak yang efektif, pelaksanaan prosedur operasi perlu dilakukan.
LADYFEM (Kapsul Herbal Khusus Wanita) Kapusl herbal untuk masalah kewanitaan. |
0 komentar:
Posting Komentar