KLIKDONI - Disfungsi ereksi adalah kondisi yang dapat menurunkan rasa percaya diri bagi kaum pria. Kondisi ini akan mempengaruhi hubungan seksual dengan pasangannya dan bisa menjadi salah satu tanda adanya penyakit tertentu.
Saat seseorang mengalami gejala disfungsi ereksi (DE), maka dapat menyebabkan depresi, stres, dan harga diri rendah.
Walaupun termasuk gangguan seksual yang paling umum pada pria, sayangnya banyak orang menganggap remeh dan merasa tabu untuk membicarakannya. Padahal jika terlambat menyadari tanda dan gejala awal disfungsi ereksi, penanganan pun juga ikut terlambat.
Apa itu disfungsi ereksi?
Disfungsi ereksi (DE), juga dikenal sebagai impotensi, terjadi ketika pria tidak bisa mendapatkan atau mempertahankan ereksi penis yang cukup untuk kepuasan seksual kedua pasangan.
Kondisi ini terbilang umum dialami oleh pria. Sebuah studi tahun 2007 yang diterbitkan dalam American Journal of Medicine mencatat risiko impotensi meningkat seiring bertambahnya usia.
Berdasarkan riset Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), prevalensi DE pada pria berusia 20-80 tahun di Indonesia cukup tinggi yaitu mencapai 35,6% dan angka kejadian yang terus meningkat seiring bertambahnya usia.
Terkadang, banyak pria keliru menganggap DE sebagai masalah seksual lainnya karena tak jarang gangguan ini dapat terjadi bersamaan. Beberapa masalah seksual lain yang sering dikaitkan dengan disfungsi ereksi adalah:
- Libido rendah berarti memiliki penurunan minat dalam keintiman seksual.
- Ejakulasi dini ketika ejakulasi terjadi terlalu cepat setelah penetrasi.
- Ejakulasi tertunda saat ejakulasi membutuhkan waktu lama setelah penetrasi.
- Anorgasmia ketika tidak dapat orgasme meskipun sudah mendapatkan rangsangan seksual.
Ciri-ciri dan gejala disfungsi ereksi
Disfungsi ereksi terjadi selama proses ereksi berlangsung. Ereksi adalah hasil dari peningkatan aliran darah ke penis. Biasanya, aliran darah dirangsang oleh pikiran seksual atau kontak langsung dengan penis.
Gejala disfungsi ereksi yang paling umum adalah kesulitan mendapatkan ereksi dan kesulitan mempertahankan ereksi selama aktivitas seksual. Selain itu, seseorang yang mengalami impotensi juga tidak mengalami ereksi di pagi hari.
Tanda lain dari disfungsi ereksi juga termasuk berkurangnya gairah seks dan hilangnya sensitivitas di penis.
Sahabat MIKA sebaiknya menemui dokter apabila mengalami gejala tersebut, terutama terjadi selama 3 bulan atau lebih untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Saksikan juga tentang disfungsi ereksi melalui Bincang Sehat MIKA bersama dr. Max Stevanus, Sp.U pada tayangan video berikut:
Faktor penyebab disfungsi ereksi
Ereksi yang baik dan sehat memerlukan kondisi kesehatan fisik dan mental, termasuk kondisi pembuluh darah, saraf, hormon, dan faktor psikologis yang baik. Ketika ada masalah di salah satunya, maka yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi (DE).
Ada banyak kemungkinan penyebab DE, dan bisa mencakup kondisi emosional dan fisik. Berikut ini beberapa faktor penyebab disfungsi ereksi pada pria:
Penyakit endokrin
Sistem endokrin tubuh menghasilkan hormon yang mengatur metabolisme, fungsi seksual, reproduksi, suasana hati, dan banyak lagi. Sejumlah penyakit endokrin dapat memicu terjadi impotensi.
Salah satu contoh penyakit endokrin yang menyebabkan disfungsi ereksi adalah diabetes karena mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menggunakan hormon insulin.
Salah satu komplikasi yang terkait dengan diabetes kronis adalah kerusakan saraf yang mempengaruhi sensasi pada penis. Komplikasi lain yang terkait dengan diabetes termasuk gangguan aliran darah dan kadar hormon yang dapat berkontribusi pada impotensi.
Gangguan saraf
Beberapa kondisi neurologis dapat meningkatkan risiko impotensi. Apabila terjadi gangguan pada saraf, maka akan mempengaruhi kemampuan otak untuk berkomunikasi dengan sistem reproduksi sehingga dapat mencegah tercapainya ereksi.
Gangguan neurologis yang berhubungan dengan impotensi meliputi:
- Penyakit alzheimer
- penyakit Parkinson
- Tumor otak atau tulang belakang
- Sklerosis multipel (MS)
- Epilepsi lobus temporal
- Pria yang pernah menjalani operasi prostat juga bisa mengalami kerusakan saraf, yang mengakibatkan impotensi.
- Pengendara sepeda yang biasa berkendara jarak jauh bisa mengalami impotensi sementara. Penyebabnya karena tekanan berulang pada bokong dan alat kelamin yang dapat mempengaruhi fungsi saraf.
Konsumsi obat-obatan tertentu
Apabila Sahabat MIKA pernah mengonsumsi obat-obat tertentu, maka dapat mempengaruhi aliran darah, yang dapat menyebabkan DE.
Meskipun menemukan gejalanya, Anda tidak boleh berhenti minum obat tanpa izin dokter, bahkan jika itu diketahui menyebabkan impotensi.
Kondisi terkait jantung
Kondisi yang mempengaruhi jantung dan kemampuannya untuk memompa darah dengan baik juga dapat menyebabkan impotensi. Tanpa aliran darah yang cukup ke penis, Anda tidak dapat mencapai ereksi.
Penyakit terkait jantung yang menyebabkan impotensi adalah aterosklerosis. Penyakit ini menyebabkan pembuluh darah tersumbat sehingga dapat menyebabkan impotensi.
Selain itu, kolesterol tinggi dan hipertensi juga dikaitkan dengan peningkatan risiko impotensi.
Faktor emosional
Ereksi dapat diperoleh jika Anda mencapai fase kegembiraan yang dapat berupa respon emosional. Maka dari itu, gangguan emosional tentu akan mempengaruhi kemampuan Anda untuk menjadi bersemangat secara seksual.
Depresi dan kecemasan akan meningkatkan risiko impotensi. Rasa cemas dan ketakutan tidak mampu menyenangkan pasangan juga dapat menyebabkan impotensi.
Sebagian pria mungkin juga menemukan bahwa ia tidak dapat mencapai ereksi dengan pasangan tertentu. Jika demikian, maka biasanya Anda tetap dapat mengalami ereksi penuh saat masturbasi atau saat tidur, tetapi tidak dapat mempertahankan ereksi selama hubungan seksual.
Gaya hidup
Penyalahgunaan obat-obatan seperti kokain dan amfetamin juga dapat menyebabkan impotensi.
Selain itu, pria yang memiliki riwayat penyalahgunaan alkohol dan alkoholisme dapat mempengaruhi kemampuannya untuk mencapai atau mempertahankan ereksi.
Cara mendeteksi gejala terjadinya disfungsi ereksi
Sebaiknya, Sahabat MIKA segera menemui Dokter Spesialis Andrologi yang mengkhususkan diri dalam menangani masalah yang berhubungan dengan reproduksi pria jika mendapatkan gejala disfungsi ereksi.
Sahabat MIKA juga bisa menemui Dokter Spesialis Urologi (Urologis) yang juga dapat menangani masalah pada organ reproduksi pria, seperti penis, testis, dan kelenjar prostat.
Dokter akan mencari tahu apakah Anda memiliki kondisi kesehatan lain yang dapat menyebabkan masalah tersebut. Sahabat MIKA harus menjelaskan tentang riwayat kesehatan, termasuk pertanyaan tentang kehidupan seks.
Diagnosis disfungsi ereksi dapat mencakup:
- Tes fisik atau pemeriksaan penis dan testis.
- Tes darah dan urine untuk memeriksa masalah seperti diabetes, penyakit jantung, dan testosteron rendah.
- Tes kesehatan mental dan psikologis yang dapat mengungkapkan apakah Anda mengalami stres, depresi, atau masalah lain yang dapat menyebabkan DE.
- USG untuk melihat apakah masalah aliran darah mempengaruhi penis Anda.
Hasil pemeriksaan ini akan membantu menentukan apakah disfungsi ereksi Anda bersifat fisik atau mental.
Apakah disfungsi ereksi dapat disembuhkan atau diobati?
Meskipun DE itu sendiri tidak berbahaya, itu bisa menjadi peringatan untuk kondisi berbahaya seperti penyakit jantung, diabetes, atau masalah pada prostat.
Untuk itulah, sebaiknya Sahabat MIKA mengetahui cara mengatasi disfungsi ereksi dengan tepat.
Cara paling mudah untuk mengatasi disfungsi ereksi adalah dengan minum obat yang mengandung PDE5 yang akan memberikan efek merilekskan otot dan meningkatkan aliran darah di dalam tubuh.
Walaupun instan, tetapi sebaiknya obat tidak dikonsumsi sembarangan terutama bagi pria yang memiliki masalah jantung, diabetes, tekanan darah sangat rendah, atau kondisi medis lainnya.
Cara paling aman untuk mengobati impotensi yaitu dengan melakukan perubahan gaya hidup dengan mengonsumsi makanan untuk mengatasi disfungsi ereksi seperti daging organik, ikan berlemak, tiram, ABC (Apel, Berry, dan Cherry), hingga pisang.
Selain itu, Sahabat MIKA bisa melakukan psikoterapi yang dapat membantu ketika ada kondisi psikologis yang mendasari seperti kecemasan atau tantangan hubungan.
Pengobatan juga akan disesuaikan oleh penyebabnya untuk mengurangi gejalanya. Terapi testosteron juga mungkin akan direkomendasikan sebagai pengobatan awal disfungsi ereksi.
Apabila Sahabat MIKA ingin mengetahui pengobatan apa yang tepat untuk disfungsi ereksi, sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter.
Untuk memudahkan ketika ingin melakukan janji temu dengan dokter, buat janji konsultasi terlebih dahulu secara online melalui website Mitra Keluarga.
Sumber : Mitra Keluarga
0 komentar:
Posting Komentar