KLIKDONI - Sampai saat ini Disfungsi Ereksi (DE) masih merupakan masalah yang menakutkan bagi kaum pria terutama karena dapat menyebabkan ketidakharmonisan hubungan dengan pasangan dan dalam jangka panjang akan menurunkan kualitas hidup.
Disamping faktor psikis, sebanyak 2/3 dari kasus Disfungsi Ereksi disebabkan oleh kelainan fisik seperti: diabetes mellitus, hiperlipidemia (kolesterol yang tinggi), gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi liver, hipertensi, stroke, kelainan pada jantung (gagal jantung, penyakit jantung koroner), proses penuaan, gangguan hormonal (resistensi insulin, penurunan kadar testosteron), trauma daerah panggul (saluran sistem reproduksi pria) seperti setelah menjalani operasi prostat, mengkonsumsi alkohol, merokok, atau konsumsi obat–obat penenang terus menerus dalam jangka waktu yang lama.
Disfungsi Ereksi merupakan salah satu gangguan fungsi seksual yang umum ditemukan pada pria berusia di atas 40 tahun. Hampir 39% pria dengan Disfungsi Ereksi yang berusia 40 - 70 tahun memiliki tingkat keparahan sedang dan berat, sedangkan sebanyak 52% keparahannya ringan sampai berat. Dari sebuah studi yang dilakukan di Boston (AS) didapatkan kasus baru Disfungsi Ereksi sebanyak 24 orang per 1.000 pria.
Diperkirakan pada akhir tahun 2025, sebanyak 322 juta laki-laki di dunia akan menderita disfungsi ereksi. Sedangkan data di Indonesia belum ada. Mengingat penyebab Disfungsi Ereksi diantaranya adalah diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung maka disarankan bagi pria penderita penyakit tersebut sebaiknya kontrol ke urolog untuk memeriksa ada atau tidaknya penyakit ini. Bila Disfungsi Ereksi dideteksi lebih dini, maka terapinya relatif lebih mudah.
Berbagai kemajuan dalam bidang pengobatan seperti terapi obat minum maupun tanpa obat minum seperti alat pompa vakum, obat suntik dan operasi, telah banyak menolong pria dengan Disfungsi Ereksi. Beberapa hal baru dalam terapi disfungsi ereksi, diantaranya adalah ditemukannya obat minum yang baru dan terapi gen.
Terapi terbaru untuk mengatasi disfungsi ereksi yang sudah dilakukan uji cobanya adalah Low-Intensity Extracorporeal Shockwave Therapy (LI-ESWT) Terapi ini merupakan lompatan besar yang bersifat revolusioner karena dapat memberikan kesembuhan atau mengembalikan kemampuan ereksi pada pria tanpa obat. Berbeda dengan terapi lainnya LI-ESWT ini adalah terapi penembakan dengan gelombang kejut intensitas rendah.
Terapi ini merupakan inovasi yang unik karena dapat mengembalikan kemampuan ereksi spontan tanpa operasi, tidak menimbulkan nyeri, mudah dilakukan, sehingga pasien mempunyai harapan tidak perlu lagi mengkonsumsi obat apabila akan melakukan hubungan seksual.
Penggunaan gelombang kejut sebenarnya sudah dilakukan sejak tahun 1980- an untuk penatalaksanaan batu ginjal (ESWL), lalu digunakan untuk orthopaedi pada tahun 1990-an dan kardiologi pada tahun 2000. Teknik LI (low intensity) ESWT pada dasarnya dilakukan dengan penembakan gelombang kejut intensitas rendah pada penis yang akan menimbulkan shear stress sehingga berdampak positif dengan terbentuknya pembuluh-pembuluh darah baru sehingga ereksi spontan dapat terjadi.
Pada tahun 2010, suatu studi ESWT dilakukan pada bidang urologi dengan sampel penelitian adalah pria yang merespon dengan baik obat-obatan oral (PDE 5i). Setelah obat distop selama sebulan, lalu mulai dilakukan penembakan ESWT pada penis (di puncak, tengah dan pangkal) sebanyak 12 kali, selama 9 minggu terdiri dari: 2x seminggu pada 3 minggu pertama, istirahat 3 minggu lalu kembali dilakukan penembakan selama 3 minggu.
Hasilnya dilakukan penghitungan skor kekerasan ereksi dan hasilnya cukup tinggi pada rata-rata setelah 8 tembakan. Sekitar 70 persen dari sampel merespon dengan baik terapi ini dan 50% dapat kembali ereksi spontan tanpa obat. Pada penelitian selanjutnya yang bersifat acak (sebagian dengan penembakan sesungguhnya dan sebagian dengan penembakan palsu tanpa diketahui oleh subjek maupun peneliti), didapati bahwa dari pria dengan Disfungsi Ereksi yang merespond dengan baik terhadap obat oral, sebanyak 70 % merespon dengan baik dan dapat melakukan ereksi spontan tanpa pengobatan.
Penelitian lanjutan juga dilakukan pada sampel yang tidak merespon dengan baik terhadap obat oral (Disfungsi Ereksi berat) Setelah dilakukan terapi Li-ESWT, sebanyak 30 persen pria dapat terjadi ereksi tanpa meminum obat, dan 40% berhasil ereksi kembali dengan meminum obat oral. Penelitian ini dilanjutkan 6 bulan kemudian, ESWT tetap memberikan hasil yang baik, yaitu dari 191 orang yang diterapi, 47 persen merespond dengan baik. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa LI-ESWT ini benar-benar memberikan harapan baru pada pasien Disfungsi Ereksi, yaitu kesembuhan tanpa obat.
Saat ini RS EMC Pulomas Urology Center telah memiliki peralatan LI-ESWT untuk membantu kesembuhan pasien penderita Disfungsi Ereksi. Diharapkan alat ini akan menjadi salah satu unggulan dalam pengobatan terapi Disfungsi Ereksi. Peralatan LI-ESWT ini akan segera dioperasionalkan dan dijalankan oleh tenaga yang terlatih dan professional untuk kepuasan pasien.
Sumber : emc
0 komentar:
Posting Komentar